Muthia Kharisma・
4 Juni 2024
Pada tahun 2018, Rudi Russel Akademie mengunjungi salah satu sekolah di Karawang. Di sana, Rudi Russel mengadakan seminar mengenai Program Ausbildung. Tak lama setelah itu, Dewi Mayangsari, salah satu alumni Rudi Russel Akademie angkatan Juni 2018, memutuskan untuk mendaftarkan diri dan mengikuti Ausbildung ke Jerman melalui Rudi Russel Akademie. ”Saat mengikuti seminar Rudi Russel Akademie, saya merasa yakin bahwa ini akan menjadi perantara rezeki dan masa depan saya akan lebih baik,” jelasnya.
Sejak kecil, Dewi memiliki keinginan untuk melihat dan merasakan dinginnya salju. Selain itu, cita-citanya untuk bersekolah dan bekerja di luar negeri sudah lama ia impikan, bahkan sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama.
Meski memiliki niat kuat dan keinginan besar, Dewi masih harus menghadapi pertimbangan yang sulit ketika memutuskan untuk mendaftar sebagai siswa di Rudi Russel Akademie. Mendapatkan izin dan restu dari orang tuanya tidaklah mudah. Sebagai anak terakhir dan satu-satunya anak perempuan di keluarganya, orangtuanya enggan melepaskannya pergi merantau ribuan kilometer ke Negara Eropa.
Namun, dengan tekad yang kuat, Dewi mampu menunjukkan kesungguhannya kepada orangtuanya. Akhirnya, orangtuanya memberikan izin kepada Dewi untuk mengikuti Program Ausbildung.
Tidak hanya itu, Dewi juga dihadapkan dengan kesulitan ekonomi yang dirasakan oleh keluarganya. Namun, orangtuanya tetap berusaha agar Dewi bisa mengikuti Program Ausbildung ke Jerman. Dengan meminjam uang dari sanak saudara hingga menunggu hasil panen sawah, orangtuanya berjuang agar Dewi dapat mengejar mimpinya.
Pada tahun 2018, jurusan yang ditawarkan oleh Rudi Russel Akademie masih terbatas, hanya ada jurusan Restaurantfachfrau/Waiter dan Koch/Koki. Dewi pun tidak langsung membuat keputusan, melainkan meminta waktu untuk mempertimbangkan Program Ausbildung yang akan dijalani selama 3 tahun ke depan. Ia ingin menjalani masa depannya di Jerman tanpa tekanan atau ketidaknyamanan.
Dalam mempertimbangkan keputusan tersebut, Dewi melakukan Shalat Istikharah dan berfikir secara matang. ”Semoga Allah membantu saya untuk memilih keputusan yang terbaik,” ucap Dewi dalam hati. Keputusan tersebut menjadi berat baginya karena ia seorang hijaber.
Banyak kekhawatiran yang muncul dalam benak Dewi, terutama mengenai penggunaan hijab di Jerman. Namun, Dewi memutuskan untuk memilih Jurusan Ausbildung sebagai Chef. Pada tanggal 31 Agustus 2019, Dewi berangkat ke Jerman untuk menjalani Ausbildung sebagai Chef di Restoran Bräustüberl Weihenstephan, salah satu restoran dan pabrik bir tertua di Freising, Bayern Utara, dekat Munchen.
Setibanya di sana, Dewi mencari berbagai cara untuk mempertahankan penggunaan hijabnya. Ia menjelaskan kepada atasannya bahwa dalam pekerjaannya sebagai koki, kebersihan sangatlah penting, sehingga menutup rambut dengan hijab sebenarnya sesuai dengan aturan kebersihan.
Pada hari pertama di Jerman, Dewi meminta izin kepada Pimpinannya untuk tetap menggunakan hijab dengan alasan kebersihan. ”Alhamdulillah, tidak banyak pertanyaan dari Pimpinan, dia mengizinkan saya menggunakan hijab karena alasan tersebut, dan semuanya berjalan lancar berkat ridho Allah yang saya minta setiap melakukan Shalat Istikharah,” papar Dewi.
Dewi mengingat masa-masanya saat belajar Bahasa Jerman di Rudi Russel Akademie dengan penuh kesan. Dia merasa terbantu dengan kesabaran dan ketulusan tenaga pengajar di sana. Meskipun membutuhkan waktu lama untuk memahami, Dewi senang dengan sistem pembelajaran di Rudi Russel Akademie yang tidak memberikan tekanan berlebihan.
Ia juga mengalami culture shock karena perbedaan budaya antara Jerman dan Indonesia. Namun, ia berhasil beradaptasi dengan lingkungan barunya.Selama masa pendidikannya, Dewi menghadapi kendala dalam memahami bahasa Jerman dengan aksen hoch deutsch. Aksen orang Bayern cukup sulit dipahami baginya.
Dua tahun yang lalu, Dewi menyelesaikan program Ausbildungnya. Saat dinyatakan lulus, Dewi merasa lega. ”Perjalanan ini bukanlah beban, melainkan ujian untuk naik ke level berikutnya. Meskipun penuh air mata dan ujian mental,” katanya.
Saat ini, Dewi telah menghabiskan hampir dua tahun sebagai koki di Restoran Bräustüberl Weihenstephan. Pekerjaannya menuntut kerjasama tim dan telah mengajarkannya banyak hal, seperti mandiri, kuat secara mental, dan yakin bahwa setiap tujuan akan dimudahkan selama itu adalah hal yang baik.
Dewi merasa bersyukur karena sebagai seorang hijaber, ia diterima dengan baik oleh lingkungan sekitarnya di Jerman. Selama ini, ia tidak pernah merasa didiskriminasi dan selalu dihargai.
Dewi berpesan kepada mereka yang bimbang untuk mengambil Program Ausbildung sebagai tujuan masa depan mereka agar yakin dengan langkah yang diambilnya. Jerman dapat menjadi ladang rezeki dan pahala. Namun, ia juga mengingatkan untuk tidak terlalu terlena dengan banyaknya nikmat di Jerman dan selalu mengingat tujuan awal.
Cerita Dewi sungguh inspiratif, semoga bisa memotivasi kita semua untuk mengejar impian kita ke Jerman. Mari kita doakan agar karier Dewi terus lancar.
Tetaplah menjadi orang yang tidak pernah menyerah, Dewi!
Ingin mengikuti jejak Dewi ? Ayo bargabung dengan program Ausbildung Rudi Rüssel Akademie!