Kesulitan mendapatkan pekerjaan di Indonesia mendorong Lutfi beralih karier ke Jerman melalui Program Ausbildung

Muthia Kharisma

4 Juli 2024

Diedit oleh :Awalia Izrima

”Setelah menyelesaikan kuliah dengan harapan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, ternyata saya tidak menemukan pekerjaan yang saya inginkan,” ungkap Lutfi Firmansyah, alumni Rudi Rüssel Akademie angkatan 2018, saat menceritakan pengalamannya mencari pekerjaan di Indonesia. Lutfi tidak pernah membayangkan bahwa perjalanan hidupnya akan membawanya berkarir dan menetap di Jerman melalui Program Ausbildung.

Pada tahun 2014, Lutfi sedang menempuh pendidikan S1 di salah satu universitas ternama di Bandung. Saat itu, Rudi Rüssel Akademie hanya memiliki satu program, yaitu program relawan atau FSJ (Freiwilliges Soziales Jahr), yang merupakan program sukarelawan selama satu tahun di Jerman. Keinginan Lutfi untuk mengikuti program FSJ sangat besar, namun orang tuanya tidak mengizinkannya mengikuti program FSJ melalui Rudi Rüssel Akademie.

Di sela-sela studinya, Lutfi sempat bekerja di salah satu bank selama satu tahun, namun ia merasa pekerjaan tersebut tidak cocok untuknya. Ia berpikir ketidakcocokan itu mungkin karena ia belum menyelesaikan kuliahnya. Maka, Lutfi berusaha menyelesaikan kuliahnya dengan harapan bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan lebih sesuai. Namun, sayangnya, ia tetap tidak mendapatkan pekerjaan, bahkan tidak bisa kembali bekerja di tempat kerja sebelumnya.

Karena kesulitan tersebut, orang tua Lutfi mulai khawatir akan masa depannya. Mengingat usaha dan upaya Lutfi dalam mencari pekerjaan, orang tua Lutfi kembali membahas Program ke Jerman yang empat tahun lalu menarik minatnya. Seperti sebuah harapan, Lutfi kembali mencari informasi tentang Program di Jerman. Dengan izin Allah, Lutfi kembali bertemu dengan Rudi Rüssel Akademie.

Bapak Rudiniyadi, CEO dari Rudi Rüssel Akademie, menjelaskan bahwa ada program terbaru yang ditawarkan, yaitu Program Ausbildung. Program ini adalah program pendidikan selama tiga tahun di Jerman, yang setelah menyelesaikannya, siswa (Azubi) akan mendapatkan gelar Fachkraft atau Tenaga Ahli. Lutfi semakin tertarik dengan program ini. Meskipun awalnya orang tuanya sempat ragu, namun setelah bertemu dengan Bapak Rudiniyadi, mereka mendukung total keputusannya. Lutfi pun mendaftar Program Ausbildung melalui Rudi Rüssel Akademie pada tahun 2018.

Lutfi belajar bahasa Jerman dengan sungguh-sungguh. Menjelang Ujian A2 di Goethe, Lutfi memilih jurusan Ausbildung sebagai Restaurantfachmann karena jurusan tersebut banyak dicari dan selalu tersedia. Beruntung, pada tahun itu Lutfi masih bisa mengikuti program Ausbildung dengan Sertifikat A2. Lutfi berangkat ke Jerman pada tanggal 4 Agustus 2019, untuk menjalani Program Ausbildung di kota Norderney, yang terletak di pesisir utara dalam munisipalitas Aurich, Niedersachsen, Jerman. Tempat pendidikannya adalah Strandhotel Georgshöhe.

Saat pertama kali tiba di Jerman, Lutfi merasakan campuran perasaan antara antusias, gugup, takut, dan sedih karena jauh dari orang tua. Ia juga mengalami homesick. Namun, pengalamannya tinggal jauh dari orang tua sejak duduk di bangku SMA membuat Lutfi mampu beradaptasi dengan cepat.

Di samping itu, Lutfi juga harus belajar beradaptasi dengan bahasa, cuaca, dan makanan. Sebagai muslim, ia harus lebih selektif dalam memilih makanan yang halal, karena di tempat tinggalnya hanya sedikit tempat yang menawarkan menu halal. Bahasa juga sempat menjadi kendala di tahun pertama kedatangannya. Lutfi melatih kemampuan bahasanya dengan banyak mendengar, sehingga pada tahun berikutnya, ia sudah lebih mahir berkomunikasi dalam bahasa Jerman. Pada tahun ketiga, Lutfi mendapatkan pujian karena kemampuan berbahasa Jermannya sangat meningkat dan jauh lebih baik. Saat ini, Lutfi masih terus meningkatkan kemampuan bahasanya dengan sering berkomunikasi dengan orang-orang Jerman, karena ia memiliki prinsip untuk selalu meningkatkan kemampuan bahasanya setiap waktu agar lebih mahir. Bahkan, lucunya, Lutfi belajar bahasa Jerman hingga terbawa mimpi.

Pada tahun 2022, Lutfi berhasil menyelesaikan Program Ausbildungnya. “Alhamdulillah, saya sudah lulus. Perasaannya senang sekali dan tidak percaya. Anak kampung bisa ke Jerman dan sampai di titik yang sekarang. Saya bersyukur sekali, meskipun perjuangannya tidak mudah,” ucap Lutfi. Selama masa pendidikannya, Lutfi bekerja dan bersekolah lima hari dalam seminggu. Untuk mencapai tempat pendidikannya, Lutfi bersama teman-temannya harus berangkat pada dini hari dan menggunakan kapal laut untuk mencapainya. Perjuangan selama tiga tahun yang Lutfi jalani adalah demi masa depan yang lebih baik. Meskipun ia sempat ingin menyerah, yang menguatkan Lutfi adalah perjuangan orang tuanya yang mendukung penuh keputusannya untuk ke Jerman.

“Untuk kalian yang masih muda, jangan ragu untuk memilih Ausbildung. Karena Ausbildung adalah salah satu jalan bagi kalian yang mungkin masih kesulitan mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang layak. Mungkin, kalau di Tanah Air belum mendapat rezekinya, siapa tahu jalannya ke Jerman. Meskipun Program Ausbildung ini sulit, melelahkan, memakan waktu, dan tenaga, hasilnya langsung terasa. Programnya transparan, hasilnya transparan. Jadi, bagi kalian yang sudah siap mental dan berani mengambil risiko, inshallah, kalian bisa sukses seperti saya atau teman-teman Rudi Russel Akademie yang sedang berjuang di Jerman. Mantapkan keputusan kalian, siapkan diri kalian, dan jangan lupa minta doa dan restu orang tua agar lancar dan berkah,” tutup Lutfi.

“Yuk Leute, semoga cerita perjalanan Lutfi ke Jerman bisa memotivasi kalian untuk mendapatkan kesempatan yang lebih baik di masa depan. Karena tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki di masa ini.

Ingin mengikuti jejak Lutfi ? Ayo bargabung dengan program Ausbildung Rudi Rüssel Akademie!

Lutfi
Lutfi